Apa Itu Catalytic Converter dan Cara Merawatnya

Catalytic converter adalah salah satu komponen vital pada sistem pembuangan kendaraan modern. Fungsi utamanya untuk mengurangi emisi gas buang berbahaya yang dihasilkan oleh mesin.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan, fitur tersebut kini menjadi standar pada hampir semua mobil baru. Terutama sejak diberlakukannya regulasi emisi seperti Euro 2 di Indonesia.
Fungsi Catalytic Converter
Komponen ini bekerja dengan mengubah gas-gas beracun hasil pembakaran mesin. Karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), dan nitrogen oksida (NOx), diubah menjadi senyawa yang lebih aman, yaitu karbon dioksida (CO₂), nitrogen (N₂), dan uap air (H₂O).
Proses ini terjadi melalui reaksi kimia yang dipicu oleh katalis berbahan logam mulia seperti platinum, palladium, dan rhodium. Katalis ini melapisi bagian dalam catalytic converter.
Dengan demikian, alat ini berperan penting dalam menekan polusi udara dari kendaraan bermotor. Selain itu, dapat membantu kendaraan memenuhi standar emisi yang ditetapkan pemerintah.
Gejala Kerusakan Catalytic Converter
Kerusakan pada fitur yang satu ini dapat menimbulkan berbagai gejala yang mudah dikenali, di antaranya:
-
Penurunan Performa Mesin
Mobil terasa kurang bertenaga, akselerasi lambat, atau sulit menanjak karena aliran gas buang terhambat.
-
Bau Tidak Biasa dari Knalpot
Muncul aroma menyengat seperti telur busuk akibat gas beracun yang tidak tersaring sempurna.
-
Lampu Check Engine Menyala
Sistem komputer mobil mendeteksi masalah pada sistem emisi dan memberi peringatan lewat indikator di dashboard.
-
Konsumsi Bahan Bakar Meningkat
Saat fitur ini mengalami kerusakan, maka efisiensi pembakaran menurun, sehingga mobil menjadi lebih boros.
-
Asap Pekat atau Berwarna Gelap dari Knalpot
Jika mobil Anda muncul asap pekat dengan warna gelap, maka tandanya emisi tidak tersaring dengan baik. Ini berarti catalytic converter tidak berfungsi.
-
Getaran atau Suara Berisik dari Knalpot
Tanda yang satu ini bisa terjadi akibat material di dalam komponen tersebut rusak atau tersumbat.
-
Overheat Mesin
Hambatan pada sistem pembuangan membuat mesin bekerja lebih berat dan cepat panas.
Jika gejala-gejala ini muncul, segera lakukan pemeriksaan di bengkel terpercaya agar kerusakan tidak merembet ke komponen lain.
Tips Merawat Catalytic Converter
Agar komponen ini tetap berfungsi optimal dan berumur panjang, lakukan beberapa langkah perawatan berikut:
-
Gunakan Bahan Bakar Berkualitas
Hindari menggunakan bahan bakar yang mengandung aditif berbahaya atau berkualitas rendah. Sebab, dapat merusak katalis di dalam converter.
-
Lakukan Servis Berkala pada Sistem Knalpot
Minta teknisi melakukan pemeriksaan menyeluruh, utamanya pada sistem knalpot. Pastikan tidak ada kebocoran atau kerusakan pada sistem pembuangan.
-
Jaga Sistem Pembakaran Tetap Optimal
Segera perbaiki mesin jika terjadi misfire, karena pembakaran tidak sempurna bisa menyebabkan komponen ini cepat tersumbat.
-
Bersihkan secara Berkala
Sebaiknya, gunakan cairan pembersih khusus converter yang pemberiannya melalui lubang sensor oksigen atau ke dalam tangki bahan bakar sesuai petunjuk produk. Disarankan melakukan pembersihan setiap 10.000 km.
-
Hindari Mengemudi Mobil dengan Mesin Overheat
Pastikan sistem pendingin mesin bekerja baik agar komponen ini tidak rusak akibat suhu berlebih. Lalu apabila mobil overheat, jangan mengemudikannya.
-
Jangan Melubangi atau Mencopotnya
Tindakan melubangi atau bahkan mencopot komponen ini dilarang karena akan meningkatkan emisi gas buang dan berisiko terkena sanksi tilang. Jadi, jangan sekali-kali melakukannya, ya!
Komponen yang satu ini sangat penting dalam mobil Anda. Untuk itu, pastikan Anda menggunakannya dengan tepat dan merawatnya dengan baik.
Dengan perawatan yang tepat, catalytic converter akan tetap bekerja maksimal dalam menekan polusi dan menjaga performa mobil Anda. Selanjutnya, pastikan Anda simak juga berbagai informasi lainnya di https://suzukicintadamai.co.id/.